Kamis, 16 Oktober 2014

The Last Moment to Look She


        Detik demi detik terus berjalan seiring dengan detak jantungku yang mulai bertambah cepat. Kedua tanganku gemetar, air mataku mengalir dengan deras, dan tak bisa kubayangkan hal ini bisa bertambah buruk. Aku berjalan lemas ke depan gerbang rumahku yang telah dipenuhi banyak orang. Aku berdiri disamping ayahku yang menatap sayu mobil ambulan. Mata, telinga, mulut dan semua anggota badanku tak bisa bergerak. Sama sekali tak ada keinginan untuk melihat kejadian ini. Bahkan rasanya ini adalah mimpi buruk diwaktu malam. Suara sirine mobil ambulan terus terdengar dengan menyedihkan. Semakin mendekat... Suara itu semakin mendekat... Tampak jelas dari pintu belakang mobil putih itu... Keluar, ia keluar dari balik pintu putih sambil tidur terlentang tak berdaya. Hanya diam yang bisa kurasakan serta hawa dingin yang menyelimuti tubuhnya. Dan kau tahu siapa orang yang sedang tertidur itu ??!!
"She is My Mother, my lovely mother."
       Terbujur kaku di atas tempat tidur yang dapat di pindah tempatkan. Dibawa masuknya ia ke dalam rumahku. Dan spontan, seorang tetanggaku membuka kain putih yang menutupi wajahnya. Kau tahu seperti apa rasanya ?? Melihat ibumu yang hanya bisa diam tak bergerak berbaring di depanmu. Samar-samar kulihat bibirnya yang terangkat sedikit dan nyaris tak terlihat. Senyum manis yang selalu diperlihatkannya padaku, kini hanya bisa menjadi kenangan belaka. Dalam sekejap pikiranku terlempar jauh ke belakang. Apa yang sudah kulakukan padanya ? Hanya membuatnya menangis dan merasa kecewa memiliki anak sepertiku. Pernah waktu aku masih kecil, aku melihat ibuku menangis. Entah karena apa akupun juga tak bisa mengingatnya. Beberapa menit setelah aku melihat hal ini, aku juga ikut menitihkan air mata. Padahal aku tak tahu apa masalahnya. Tapi rasanya... Hatiku seperti tergores melihatnya.

Senin, 29 September 2014

Whatever and Up to You

What Happen ??

        Aku tahu apa yang kalian fikirkan. What is the meaning of what happen ?? Aku tak begitu ingin mengetahuinya, tapi aku menyadarinya. Entah sejak kapan, aku pun juga tak tahu. Semuanya terjadi begitu saja, Teman... Hentikan !! Hentikan pertengkaranmu !! Sesungguhnya itu sangat menyakitkan bagiku. Kau ingin tahu seperti apa PERTENGKARAN itu??

MENGERIKAN !!! SANGATLAH MENGERIKAN !!!

           Aku bahkan tak bisa membendung air mataku hanya karena masalah ini. Bodoh !!!

Dan kau tahu, hal apa yang lebih mengerikan dari PERTENGKARAN ??

           Ya... Hal itu adalah KEKACAUAN atau KERUSAKAN. Aku menjamin, kau pasti tak akan kuat menjalininya. Dan semua orang pasti tak mau mengalaminya. Tapi, takdir tak bisa berhenti berjalan. Tuhan sudah mengkodratkan, dan ini sangat sulit diubah.

      Kisah ini bermula dari kondisi ibu ku yang terus menerus memburuk. Ia sudah di rawat di Rumah Sakit selama dua minggu. Lebih tepatnya, ia dirawat di RS Santa Clara kota Madiun. Sebelum ibuku di rawat di RS itu, aku sudah punya firasat tak enak padanya. Hari-hari kujalani dengan rasa ketakutan dan sangat kesepian.

Oh ya... Aku lupa satu hal. Kisah ini bukan karangan belaka (fiksi), melainkan ini adalah Realita kehidupanku (penulis). Dan perlu kalian tahu...

        Bagaimana pahit-manisnya kehidupanku di sini. Entah itu di rumah, di sekolah, di luar atau dimana saja. Ini kisah nyata dan tidak ada rekayasanya. Jika tak percaya silahkan sms ke 085706788121 atau via Fb Fifah Edogawa. Next...

Mungkin usia ku saat itu masih tergolong muda, 12 tahun (SMP kelas 7).

           Malam itu, tubuhku terasa akan remuk dan kepalaku sangatlah berat. Ditambah lagi tugas-tugas sekolahku yang belum juga kelar. Akhirnya, mau tidak mau aku harus mengerjakannya. Dengan kondisi mata yang terus berusaha terjaga, ku tuliskan goresan demi goresan jawaban pada kertas yang masih bersih tanpa noda. Tak peduli jawabannya benar atau salah, aku tetap berusaha menjawabnya. Namun dalam beberapa menit saja aku menjawab soal, kesedaranku mulai melemah dan akhirnya terlelap dengan nyenyaknya.

          Waktu terus berjalan hingga tak terasa masjid dekat rumahku mulai mengumandangkan adzan shubuh. Spontan tubuhku tergelak dan jantung rasanya seperti melompat keluar. Karena tak ingin menunda waktu lagi, segera ku ambil air wudhu dan menyegerakan sholatku. Sempat aku berpikir mengapa aku bisa terbangun tepat pada waktu Shubuh. Sungguh... Walaupun letak masjid sangat dekat dengan rumahku, aku tak pernah terbangun karena suara adzannya. #Biasa aja ekspresi bacanya. Mengingat hal itu, perasaanku samakin tak enak. Di dalam hati kecilku selalu terdapat pertanyaan yaitu, apa yang terjadi ? Namun, perlahan pertanyaan itu hilang tak berbekas. Bagai tertiup angin, tak kasat mata namun bisa kurasakan bahwa ada sesuatu yang akan terjadi. Perlahan-lahan aku gerakkan tubuhku untuk sholat. Belum sampai setengah raka'at, suara kegelisahan dari luar rumah mulai terdengar. Hatiku mulai berbisik kembali. SEBENARNYA APA YANG TERJADI ??? Mengapa aku tak mengetahui maksud dari semua ini ? Apa yang akan Tuhan rencanakan, aku sangat ingin mengetahuinya.

         Suara kegelisahan itu semakin menjadi jadi. Diikuti dengan suara langkah kaki yang mulai mendekat ke kamarku, dan akhirnya membuka pelan pintu kamarku yang tertutup. Sambil berkata orang itu "Dia sedang sholat." Dari suaranya aku mengetahui identitas orang tersebut. Dia adalah Kakekku. Dengan suara yang sedikit terisak. Kembalilah kegelisahan hatiku. Namun akhirnya sholatku telah usai kulaksanakan. Kulipat rapi alat sholatku dan mulai untuk menata bukuku. Dan ternyata... Hari ini ada ujian tulis Agama. Segera kubuka buku catatan dan mulai untuk mempelajarinya. Ku lihat materi ujian ini hanya sedikit, kurang lebih lima lembar buku tulis. Dengan mukjizat yang diberikan oleh Allah, aku bisa menghafal semuanya dengan cepat. Kau tahu apa mukjizatnya ?

Selalu melakukan sesuatu dengan cepat apabila sedang terdesak. Itu mukjizat yang keren menurutku.

        Kudengar kembali suara kegelisahan dari luar. Semakin lama hatiku semakin penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi ? Dengan izin Tuhan yang maha Kuasa, pertanyaan itu terjawab dengan mengejutkan. Kakekku datang lagi ke kamarku dan mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

        "Nak... Ibumu sedang kritis di Rumah Sakit, kita harus mendoakan dia agar segera pulih."

Tanpa berpikir panjang dan tanpa diminta, setetes air mataku mulai keluar. Aku tak percaya dengan apa yang aku dengar. Bagaimana bisa ? Kakekku keluar dari kamar dan berjalan pergi meninggalkanku. Sementara aku, hanya bisa memohon pada Tuhan untuk mengabulkan permintaanku. Kulinangkan semua air mataku, kusujudkan seluruh tubuhku menghadap pada-Nya, dan kuucapkan dengan keras pada-Nya...

"JANGAN ENGKAU AMBIL DAHULU IBUKU, BIARKAN AKU MEMBAHAGIAKANNYA !!!" 

Kalimat itu terus terucap dari mulut kecilku. Ku doakan terus dia agar selamat. Aku memohon padamu YA ROBBI...